Memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak merupakan suatu tantangan sekaligus kewajiban bagi orangtua. Namun, pendidikan formal yang identik dengan jadwal yang baku membuat sejumlah siswa tidak bisa mengikutinya, khususnya siswa yang memiliki kesibukan lain. Homeschooling menjadi alternatif pembelajaran untuk memenuhi tanggungjawab orangtua dalam memberikan pendidikan wajib bagi anaknya.
Homeschooling dan kelebihannya.
Meski masih tergolong baru dan masih dalam perdebatan di kalangan praktisi dan pihak pengambil keputusan, sistem pendidikan berbasis rumah ini menawarkan sejumlah kelebihan, di antaranya:
- Mengajarkan anak untuk lebih mandiri dan kreatif. Sistem pendidikan berbasis rumah tidak memiliki aturan baku seperti yang berlaku di sekolah. Artinya, siswa memiliki peluang lebih untuk belajar secara mandiri (tanpa tergantung kepada bantuan teman-temannya di kelas), sehingga kreativitasnya dapat dieksplorasi secara sempurna.
- Memaksimalkan potensi anak. Dengan homeschooling, tenaga pengajar berinteraksi secara lebih dekat dan personal dengan siswa. Interaksi secara dekat membantu tenaga pengajar melihat lebih dekat potensi anak dan mengembangkan kegiatan belajar untuk memaksimalkan potensi tersebut.
- Proses belajar berbasis kehidupan sehari-hari. Pendidikan berbasis rumah tidak terikat dengan ruang kelas dan segala atributnya (yang sama setiap hari). Pendidikan di rumah berlangsung secara informal dan apa saja bisa di jadikan sebagai objek belajar. Pendidikan rumah bukan berarti bahwa proses belajar-mengajar mesti dilakukan di dalam rumah. Guru juga bisa mengajak siswa untuk belajar secara outdoor untuk memperkenalkan siswa dengan alam dan dunia luar.
- Menghindarkan anak dari dampak negatif pergaulan luar. Salah satu alasan orangtua untuk memberikan pendidikan homeschooling kepada anak adalah untuk menghindari efek negatif akibat pergaulan yang menyimpang. Banyak atribut negatif yang melekat pada pendidikan reguler, seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba, kebiasan mencontek, atau bahkan pornografi.